Selasa, 17 Agustus 2010

Berani

Dirgahayu Republik Indonesia!

hari ini, gue mau rekomen Pena dan Cerita, blog yang  Tulisan-tulisan, cerita-cerita maha keren yang inspiratif- jauh lebih waras dan less ngawur dibanding tulisan gue - dan lebih sering diupdate, pula. Anyway, salah satu team penyusun blognya, ada Judy Wilhelmina. Kalo lo ngaku anak gaul cwiceer - ato dalam logat Indonesia-nya, twitter, elo pasti ga asing sama nama diatas. Kalo elo follow twiquotations -like most of anak gahul twitter Indonesia lainnya- nah ini dia, the woman behind those quotes you retweet over and over again. Selain itu, gue juga rekomen blognya kak raka dan kezia - two names who are also working behind Pena dan Cerita.

Gue ketemu dua blogger diatas di 'penculikan' terakhir gue. it's Indonesian Youth Conference. one of the best event i ever involved in. gue ikutan IYC - let's make it shorter to write- sebagai peserta forum Di forum IYC, selama tiga hari kita dicekokin banyak pembicara kompeten nan keren: digojlok untuk bikin-dan memimpin proyek perubahan a.k.a pembaharuan di daerah masing-masing. dan hari terakhir ada festival IYC, dimana ada 16 pembicara yang pro di bidangnya masing2, dibuka untuk umum. this is a very cool youth event, a very inspirating way to spend your weekend. visit indonesianyouthconference.org for further info.

i've told you that as a forum participant, i should make a project for my province. be a changemaker.
it's my province we're talking about. the youngest province in Indonesia, consist of hundreds of island.
if you want me to list our problems, it will took my senior year to finish it. the list will be enough to be a dress for 3 girls : puanjang pol.

and it's me we're talking about. di forum, pas perkenalan diri, gue, adalah salah satu yang tersingkat. format pengenalan diri di forum adalah nama, asal, sekolah dan prestasi. kalo yang lain waktunya habis di bagian prestasi, gue mah abis di nama sama batuk doang.
contoh perkenalan standar di forum adalah
'Hi, sy A, xx tahun dari provinsi B, jurusan kedokteran/selevel di UI/selevel, saya sempat menjadi duta C, dikirim ke negara D.'
it tooks 2 minutes.
dan perkenalan gue adalah,
'Hi, saya Nabila Febitsukarizky Bunyamin (uhuk) perwakilan dari Provinsi (uhuk uhuk) Kepulauan Riau, 16 tahun, sekarang naik kelas tiga di SMAN 1 Batam (uhuk uhuk uhuk)
it also tooks 2 minutes.

what do you expect me to change?
me myself, even, need a makeover.

antara kepala batu ato bermuka batu, gue, sampe sekarang, insist that i have the leader side inside me.
therefore, i dare to declare my project - i have dreamed about it for long - and i even figured out that my mom  has been dreaming about it too - see? power of gene.

No, no, gue ngga bakal menjabarkan panjang lebar program gue disini. Belum berhak. Belum pengen. Ah, actually, belum berani.

Berani. That's the word. That's the key.
Berani bukan berarti pasang muka songong di depan mbah guru paling killer.
Berani bukan berarti khatam bungee jumping di niagara falls.
Berani bukan berarti menang uka-uka.

Berani yg gue omongin disini adalah keteguhan, ketangguhan dan kenekatan mempertahankan dan memperjuangkan konsep kebenaran yang ada di dalem jiwa.

Beranilah seperti golongan muda 65 tahun yang lalu, menculik Bung Karno ke Rengasdengklok.
Beranilah seperti I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya yang menghayati teriakan Puputan - berjuang hingga titik darah terakhir.
Beranilah seperti warga Bandung yang membakar Bandung Utara.

Karena keberanian, negara ini bisa Merdeka.
Maka beranilah, dan dirimu akan merdeka.


ah,
words are too easy to be spoken.

Selasa, 10 Agustus 2010

Vampire and Soul

By the time i wrote this, gue baru ngelarin baca Vampire Academy book 1. Klik aja di linknya kalo mau liat ulasannya dikit. Silahkan cari bukunya di bookstore terdekat, kalo ada. Di kota gue sih ngga ada. Gue mah cuma download doang di internet. Maklum, sanggupnya gratisan, hehe.

Lately vampires jadi some sort of kind of trendy-cool thingy things. Yang paling terkenal - dan mirisnya adalah yang paling asing buat gue - jelas sekali, adalah Twilight. A story about Bella, Jacob, Edwards, their circle of life. Edward yang udah kesekian kalinya masuk SMA, meet Bella, fall in love and err, actually gue ga tau banyak tentang Twilight. Gue memang, tergolong sejenis kuper geeky dodol, barely know nothing about the hippest things in time. Orang-orang sibuk nyanya-nyinyi ououoouou- intro Baby-nya Justin Bieber, gue mah oou ooou oou ga tau. Akhirnya gue googling dan found out that Justin Bieber is  - mengutip 'komentar' di salah satu situs - the boy who come late to puberty that he don't have man's bass voice yet, dan lupa potong rambut - but overall, gives a great entertainment when he sings. Gue sempet berniat untuk bergabung dengan pemuja-muji berondong sebiji ini ketika akhirnya gue ketemu foto Justin Bieber dengan kepala botak. I put on my headset back, lebih memilih mengagumi Adhitia Sofyan dengan rambut cenderung-deodoran-style-nya.

Vampir dan Justin Bieber sama-sama pucet, tapi jauh ah. Back to those fang bangers.

Melihat, mendengar dan membaca ulasan kesuksesan cerita-cerita vampire di atas: box office, bukunya dirilis dan dicetak ulang terus, one question comes out:
kenapa sekarang cerita vampir-vampir 'terangkat' banget?

What's so interesting about them that they are know that popular?
Why do numerous of people watch them, read them?

Gue ga bisa jawab banyak. Dan apapun yang gue jawab di bawah ini, tidak bisa dianggap mewakili alasan miliaran vampreader - my own term for people who watch and read vampire stories, i've told you i made a lot of these - yang belum tentu jalan pikirannya kayak gue. Ga semua orang se-gue. Sebosen, se-asal, se-iseng gue.



Series vampir pertama yang gue ikutin adalah True Blood, jauh sebelum gue tau ada Twilight. Gue mulai nonton di HBO sekitar taun awal taun lalu. Telat juga. Ya, memang, agak-agak 'biru' sih series-nya. Sookie Stackhouse is one hot blonde, ditambah lagi setting Southern dan pergaulan yang sangat, Barat. Beda jauh sama twilight yang sedikit menyiratkan pesan suci ala virginity ring - True Blood jauh, jauh, jauh lebih 'panas'. I won't talk about the scenes here, but, obviously, serial ini tidak akan lolos LSI. Kantor TV nasional bisa dibakar massa kalo nyoba muterin serial ini. Malah bisa dibom, mengingat betapa orang yang lagi tenang-tenang-senang ibadah di gereja aja digerebek.Giving a little comment about this incident, gue mah sebenernya terserah ini orang-orang segerombol mau jungkir balik jedot kepala, jadi hannibal, ato mempraktekan saw VI , terserah, selama ngga mengatasnamakan agama orang - apalagi agama gue. If you have no idea what am i beefing about, you can read this.

Yang gue baca? Vampire academy is my current Twilight series. Berhubung versi bahasa Indonesia-nya tidak tersedia, gue lumayan macet-macet juga bacanya. Maklum, satu-satunya pendidikan formal bahasa Inggris gue mah cuma di sekolah doang, dan guru bahasa Inggris gue yang terakhir bahkan mis-pronounced the word "Verb" as "Bev". Despite all the alien vocabs, gue mulai keracunan cerita kehidupan Dhampirs-Moroi-Strigoi ini. 

Yep, unlike Twilight Saga dan True Blood, di vampire academy, sejauh yang gue baca, belum melibatkan konforontasi vampir-manusia serigala. Dan di vampire academy, the drama is not about how tragic is a vampire's life compare to human, tapi lebih fokus pada seberapa tragis hidup Dhampirs-Moroi. Versi ribetnya hidup vampir. Agak mirip Harry Potter, cuma disini bukan magician, tapi vampir. Bisa dibilang, petualangan vampir-vampir ababil - abg labil. Konflik yang diangkat beda sama dua judul lain di atas. My favourite part? bagian romance tale-nya Rose dan mentornya, Dimitri - kinda understand Rose's feeling somehow :P. 

Ah, vampir jaman sekarang udah mulai dewasa, mulai demen-demenan, menye-menyean mabok cinta.


Jaman gue kecil dulu, vampir yang gue tau cuma vampir-vampir cina di film Boboho yang kalo ditepok jidatnya pake kertas kuning mantra bakal terpaku beku. Mirip pocong, jalannya loncat-loncat. Bedanya, kalo pocong badannya dibungkus dan diiket, kalo vampir pake baju, rambutnya dijalin, trus tangannya julur-julur ke depan. I was quite a big fan of Boboho's movie. Gue masih inget ada anak cewe kecil yang perannya jadi stalker Boboho, rambutnya model Dora, ngga kebayang itu anak sekarang gedenya gimana, secara di versi Indonesia-nya, itu anak dikata-katain anak babi mulu: apa sekarang dia sudah punya peternakan babi? apakah dia jadi maskot babi internasional? atau dia jadi trauma sama babi dan membakar seluruh babi di Cina? Aah, recalling my old times. Oh, it has been so long.

Gue juga inget dulu ada film vampir bule yang di scene terakhirnya, si vampirnya musnah gara-gara atep rumahnya digundulin, mati kebakar sinar matahari dan ditusuk pake pisau yang kepala-nya salib. Vampir jaman dulu ngga secanggih sekarang, belom kepikiran untuk ngecat jendela mobil ato pake anti-uv. Kena matahari dikit hangus. Terus kalo liat salib juga hangus. Ada bawang lari. Lah, vampir jaman sekarang bisa ke gereja, trus hangout di restoran.

Vampir jaman sekarang sudah bertansformasi. Generasi vampir versi 2.0; tahan terhadap matahari,bawang, tempelan mantra di jidat,  dan salib. Tapi makanannnya masih sama, darah. They become even more interesting to human. Suddenly, fangs become one of the sexiest things in the world. Image vampir sudah jauh lebih keren, thanks to Stephanie Meyer dan penulis-penulis sakti lainnya. Vampires, you owe them for creating such a super-cool-image for you.  Dari yang cuma mayat berdebu tukang cekek, jadi makhluk paling dilirik orang sedunia. Yang kalo nongol, orang-orang ngga jerit ketakutan lagi, tapi malah jerit-jerit kegemesan, kekaguman.

They are now, a lot more charming. Lebih tepatnya, their tale is a lot more charming. How could?

I have said early, the drama is about, kehidupan miris seorang vampir. Hidup selamanya, tapi tanpa jiwa. Menyindir manusia-manusia yang mencoba jadi immortal; these vampires are telling us, emangnya enak jadi immortal? muda terus? ngga mati-mati? mending jadi manusia deh, bisa tua, trus mati dengan cara yang normal. Gue inget satu adegan Twilight, pas si Bella minta digigit sama Edward biar bisa jadi vampir bareng-bareng, hidup bersama ever after. Tapi si Edwardnya insist ga mau, Ibunya juga bilang ke Bella mending dia bersyukur deh, masih bisa hidup jadi manusia. Daripada kayak mereka, ngga punya jiwa.

Wait, jiwa itu apa sih sebenernya? sampe-sampe vampir-vampir yang immortal aja engga grateful, cuma gara-gara jiwanya ilang?
mengutip sedikit kata-kata om wiki:


soul is the incorporeal essence of a person or living thing.[1] Many philosophical and spiritual systems teach humans are souls; some attribute souls to all living things and even inanimate objects (such as rivers); this belief is commonly called animism.[2] The soul is often believed to exit the body and live on after a person’s death, and some religions posit that God creates souls.


aah? got it? In the end, jiwa adalah sesuatu yang memungkinkan kita untuk tetap hidup setelah mati. Kunci ke kehidupan selanjutnya. kehidupan kekal, kehidupan yang benar-benar kekal. This is the thing a vampire lost. Mereka kekal di dunia yang ga kekal. Mereka kekal di dunia yang salah. Human is not immortal, but it soul does. That's why they envy human. Hidup mereka mentok ya di bumi ini doang, sampe mereka mati dibakar. Mereka ga akan bisa senang-senang di surga, tapi tidak akan dihukum di neraka. Suka-suka deh, mau ngapain di Bumi. Ngga punya tanggung jawab.
Ah, bukannya ini yang manusia mau? bisa seenak jidat di muka bumi?


It turns out, human don't want this. Kalo mereka mau, mereka ga akan simpati sama vampir-vampir ini, dan cerita vampir ga akan segini lakunya. Sadar atau enggak,  alih-alih iri sama hidup endless dan responsible-lessnya vampir, manusia malah simpati sama vampir. Satu hal postif dari fenomena keeksisan per-vampir-an ini adalah, sedikit banyak mengeraskan pesan bahwa manusia harus bersyukur dan bahagia menjadi seorang manusia. No matter who you are, only an ordinary teenage student or an old grandpa, diberikan hidup untuk menjadi seorang manusia adalah berkah, bersyukurlah. And use your live wisely.


Sedikit banyak, gue jadi percaya bahwa manusia-manusia jaman sekarang tidak kehilangan sisi manusiawinya.  Cuma, it is hidden somewhere and needs some bait to trigger it to come out.


Okay, gue akuin. Post gue kali ini, memang, ngawurnya parah banget.
I'll end this.


Bye-bye, mohon maaf telah mengawurkan.