Jumat, 28 Mei 2010

RIP, Cemong

Hari ini, gue ga bisa banyak komentar. Gue, occasionally, bermuka dua. Di titik2 terendah di hidup gue, nah, saat itulah muka gue jadi dua. Selama masih ada mata yang terbuka di sekitar gue, gue bakal terlihat at least seperti drew barrymore, muka gue yang biasa, kalo ga kayak joker. Cuma sepasang mata yang pernah ngeliat gue bener2 dalam bentuk tidak karuan, basah air mata dan terisak2 nyaris seperti asma: mata kucing gue, Cemong.

Cemong, sepertinya memang dikirim untuk nemenin gue disaat-saat terberat di hidup gue. Okay, kalimat barusan emang gue contek dari teenlit.

Well, mungkin Tuhan bakal ngasih gue hidup yang lebih ringan- or He thinks i am now has been able to stand up only on my own feet on every moment in life, i am now stronger, as He took my only tool to face hard times today..

Thanks for giving me Cemong, dearest God..may all his virtue gets back to him...

below are some pictures of Cemong, those which would remind me how much a finest friendship worth..

Rabu, 26 Mei 2010

Alam Bawah Sadar

well, seems like I'm having a pra-test-writing-desired syndrome. Entah kenapa, setiap mau ada daily test gue hampir selalu nulis. yeah, these fingers always have something to say before a great war. Mungkin, alam bawah sadar gue mempersiapkan kemungkinan gue bakal mati kehabisan keringet pas ulangan -mempersiapkan kata2 terakhir dan last impression sebelum gue mati di medan perang lobus frontalis (FYI, buat para prajurit perang senasib yang akan melawan sistem koordinasi, lobus frontalis adalah pusat kecerdasan, daya ingat dan kesadaran).

umm, ngomongin alam bawah sadar, gue jadi inget kalo gue baru saja mendiscovered kehebatan alam bawah sadar. Gue itu, manusia paling pelor -nempel molor. gue bisa tidur dimana aja, kapan aja, bermodalkan senderan gue bisa lari ke dunia sinetron Indonesia - atau nama umumnya, alam mimpi. syarat gue cuma satu; jangan biarkan seekor nyamuk pun menelan even sebiji sel darah gue. Sabtu kemaren, gue ikutan kemping bareng temen2 Palang Merah. Gue baru selesai praktek Tugas Akhir pelajaran kesenian - tugas praktek kolaborasi seni yang sangat-sangat lintah, menyerap setiap tenaga sampe gue tinggal setengah idup. Mungkin gue bakal cerita tentang TA ini, tapi later deh. i need to understand my body's regulation, soon after this post. Kalo lo mau baca sedikit bahasan tentang tugas ini, lo bisa baca salah satu postingan blog temen gue, klik aja disini. Mengingat gue dateng kemping dengan keadaan setengah idup, i break my own rules about sleeping. gue kedinginan, ga bawa jaket, ga bawa kaus kaki, ga bawa autan dan gue tetep tidur. dengan sangat pulas. terbangun seperti tidur memakai pampers dry comfort : bahagia, sehat dan ceria.

tiba2, gue merinding. deket kaki gue ada jejak darah. okay, gue mikir logis. palingan ini nyamuk.

lalu gue mikir lebih logis lagi: dimana mayat nyamuknya?

masih selonjoran, gue menciptakan dugaan dugaan yang semakin lama semakin tidak terduga.

kalo tadi gue mikir itu jejak darah nyamuk, tiba2 gue mikir kalo di langit2 ruangan tidur gue ada mayat sisa dari Drag Me to Hell, sampe akhirnya temen gue bangun dan memperhatikan telapak kaki gue dengan seksama.

kembali muncul dugaan yang lebih tidak terduga,jangan2 di kaki gue tumbuh jamur berbentuk Patrick Starfish.

tiba2, temen gue ngomong:
"De, habis nginjek apaan?"
"Err, ga tau."
"coba liat deh."

diiringi irama detak jantung yang tidak abnormal, gue memperhatikan telapak kaki gue, gue histeris.
Bahkan dalam keadaan sadar, kemungkinan gue berhasil nepok nyamuk sampe mati adalah 74564234:1. Tapi, dalam keadaan dikuasai oleh alam bawah sadar, malam itu kaki gue berhasil membunuh nyamuk sampe mayatnya nemplok gepeng di telapak kaki gue, tanpa melihat. dengan telapak kaki pula.

Gue jadi percaya, bahwa sesungguhnya gue punya alam bawah sadar dengan kemampuan yang luar biasa.

Ntar gue mau tidur, tanpa membaca buku, dan kalo gue bener2 punya alam bawah sadar yang demikian kuatnya, gue akan kebangun dengan kaki di atas buku dan otak penuh memori tentang kinerja hormon manusia.

Kalo ngga?

well, goodbye world, wish me luck for everything i'll face.

Rabu, 12 Mei 2010

The Power of Laughter

Sore ini, angin gue rada ga enak. It was a west monsoon, bringing the rain to Indonesia. Wait, ini bukan geografi. Gue bahkan ga ngerti geografi.

Well, gue tipe orang yang kurang konsisten mengekspresikan kemarahan. Ya kayak tadi sore aja deh.

Dikarenakan suatu perkara yang gue ga bisa sebut disini (mengingat pepatah lama "you'll never know what's gonna happen", dalam hal ini  "what's gonna happen" diartikan secara sepihak dan sesuka hati oleh gue sebagai "siapa-yang-bakal-baca-tulisan-lo-di-dunia-maya"), gue ngerasa harus marah.

Jadilah, gue pasang muka sinis, suara ketus, menggunakan semua warisan kejudesan dari para leluhur untuk menemukan kata-kata paling pedas dan menyindir dengan sangat menyakitkan. Trus gue nunggu suasana cukup senyap, lalu berencana mengubah kesenyapan itu menjadi keheningan yang sangat tegang, dengan mengucapkan kata-kata pedas yang sudah dipikirkan masak-masak-hingga-bantet tadi dalam volume yang cukup keras untuk menjangkau seluruh sasaran.

Eh, gue lupa bilang kalo sasaran kemarahan gue tadi lumayan banyak, gede2 pula. makanya dengan sangat disengajain banget gue nyeletuknya tiga perempat teriak. Oke, gue ngaku deh. 7/8 teriak, sebenarnya. Soalnya suara gue kaya tikus kecepret banget tadi.

Respons yang diharapkan adalah para sasaran kemarahan ini menyadari kekhilafan mereka dan kembali ke jalan yang lurus, berhenti melakukan kekhilafan itu.

Okay, suasana jadi hening. Rasanya gue udah berhasil

Tapi tiba2, salah satu temen gue malah nyeletuk,
"Hah? apa sih? ngga ngerti?"
Lalu semua orang menertawakan kebodohannya. Gue pun kebawa suasana. Dan ikutan ketawa. See? Dengan mudahnya gue tergoda buat ketawa ditengah2 usaha mengekspresikan kemarahan.

Merasa gagal mengekspresikan  emosi di dunia nyata, gue pun lari ke twitter.

Gue post dua tweet berturut2 dengan pola kalimat yang sama.

"Ketawa bukan berarti ga marah"
"Ketawa bukan berarti ga kesel"

tiba, ada respons dari usernya- kak Olivia Ruben , kakak dari temen gue yang pernah gue ceritain di salah satu post gue yang judulnya Sempit

"@dedemboo ketawa bukan berati senang"

jadilah, kita saling me-reply tweet, menghasilkan percakapan seperti yang sudah dirangkum oleh calon arsitek diatas didalam salah satu post-tumblrnya, The Power of Laughter (oke, gue ngaku. gue ga punya ide lain, jadi gue colong judul postnya kak olivia, haha) :


so this list began, when she tweeted a few things in the same theme continuously, i replied, she replied, until i tweeted this:


me: ketawa bukan berati tulus. thus we have, the power of laughter #1 conceal emotion

her: #2 a medium for any kind of emotion

me: ni lama2 bikin buku #3 distracting people

her: hahaha. okey, #4 confusing people

me: #5 ice breaking, in an awkward situation

her: *habis ide

me: #6 to get along with the conversation, padahal ga ngerti :P

her: stuju2. #7 mengalihkan topik pembicaraan

me: #8 menarik perhatian ….. sebagai bahan tertawaan

her: #9 insulting someone..in a fun way

me: haha true, sarcasm is it? #10 being polite *kehabisan ide

her: iyaap. *sama, makanya mikirnya lama. mungkin, #11 menyembunyikan bebunyian yang tidak enak didengar

me: like, saaaay, ‘preeeeet’ ? :)) #12 hmmm… menguatkan joke yang -harusnya- lucu? *serius ini mulai ngaco

her: hahahaha. sepertinya akan semakin ngaco. #13 menghargai joke garing yang dikeluarkan orang yang (seharusnya) dihormati

me: sure, liat ini sampe berapa bisanya #14 biar -keliatan- pinter

her: hahahaha. okeey. cari volunteer buat nambahin? #15 menutupi kebohongan2 yang tidak saling sinkron?


me: iya tampaknya harus begitu #16 menambah bumbu dalam percakapan *kenapa gitu yaa harus bumbu? :-/*


her: habis ide. mencari volunteer untuk menambah list power of laughing seperti ini. anyone care to add more: :D


me, itu kak olivia. dan her (sekaligus she), dengan cocok sekali adalah gue (mengingat her, juga berarti remedial, atau lebih terkenal diantara gue dan temen2 SMA gue sebagai , ujian-ulang-ato-tugas-tambahan-akibat-ga-lulus-ulangan-harian)

jadi, gimana? ada yang mau menambah panjang (atau menambah ngaco list yang memang sudah ngaco ini) daftar ini?

Minggu, 09 Mei 2010

MaC Talk with Birong

MaC Talk stands for Me and Cat's talk. Secara gue sekarang satu2nya anak berwujud manusia dirumah, kakak gue lagi di luar kota nyari kuliah, I'll have a lot of conversation with my cats.

As it goes today. Ini obrolan antara gue, dan salah satu kucing gue.
Nama            : Birong
Arti Nama    : Hitam (dalam bahasa batak, birong = item)
Umur            : Sekitar 1 tahun
Jenis            : Persia
Status         : Ibu beranak 1 tanpa suami
Pekerjaan : Makan, Tidur, Menyusui, Berantakin Rumah, Ngomel2 Minta Makan



Tumben2nya, pagi2 ga ada kucing yang bangunin gue. Jadi gue keluar kamar, takut ada yang malingin mereka. Kalo mereka dimalingin, gue kasian sama malingnya. Kucing2 gue pada rakus, bisa2 uang tebusan yang gue kasih kepake buat bayar utang beli makanan mereka doang.

Gue buka pintu, gue liat Birong lagi tidur telentang ga berdosa diatas sofa ruang tengah. Di atas tumpukan baju gue yang baru disterika. Dimana baju teratas dari tumpukan baju itu adalah kemeja gue warna item dari beludru. FYI, beludru itu ibarat magnet bulu kucing. Sekali aja ada kucing yang nempel di kain beludru, biar kucingnya udah pergi bulu2nya pasti tetep nempel.

Gue geremlah.

Gue samperin, gue toel2. Ga bergeming, ngedengkur kenceng.

Gue duduk di lantai, gue ngomong di kupingnya.

Gue : Bangun oi. Bangun, udah pagi. (gue gaplak mukanya)
Birong : (bales nendang)
Gue : Okay, hari ini ga ada jatah tuna kalengan (jalan ke kulkas, ngetok2 kaleng makanan kucing pake sendok)
Birong : (mendadak udah nyampe di depan kulkas, gelendotan di kaki gue)

tiba-tiba mama keluar kamar.
Mama : Aduh kasian anak mama (heboh)
gue kira mama ngomong ama gue, kasian karna di umur yang belum ganjil 17, gue terpaksa jadi suster kucing. ternyata..
Mama : sini birong sama mama, dede ga mau kasih makan yaa?
Gue : (bengong)
Mama : (ngambil kaleng makanan kucing dari gue, ngasih birong makan, masuk kamar, tutup pintu)
Gue : subhanallah...

Selasa, 04 Mei 2010

Mayoritas

Hell yeah, History test was canceled. Jadi, si Ibu gurunya ngga bawa soal ujian gara2 ngira kalo hari itu ga akan belajar efektif.. Secara minggunya kan Hardiknas, dikiranya bakal ada acara di sekolahan. Quite strange, baru ini guru ngarep ga belajar. Biasanya murid2nya yang doa berjamaah biar ga belajar, ini malah guru yang siap-siap buat ngga belajar. Sebenernya tinggal bikin soal lagi aja kan? Tapi kelas gue kan isinya anak2 baik semua, kita ngga mau bikin repot guru. Biar Ibu guru ga usah repot2 bikin ulang soal, kita terima aja kalo ulangan batal. Dengan besar hati. Lebih tepatnya, dengan senang hati. Lebih bener lagi, dengan amat senang sekali.

As i've planned before, i'll write about a friend of mine. nih orangnya



Namanya Sonia. Lo bisa add Sonia Priyanka ini di FB. Masalah di approve ato di reject, bukan urusan gue ya, hehe. Palingan di approve lah, dia orangnya friendly banget kok. Gue udah kerja bareng dia di OSIS dari SMP sampe sekarang. Nah cerita gue ini ada hubungannya juga sih sama Hardiknas kemaren. Jadi sekolah gue diundang seminar gitu, judulnya sih tentang pendidikan. Jadi kita kirim 10 orang, asal milih aja. Kebetulan yang kepilih muslim semua, kecuali ya Sonia ini. Seminarnya jam 8. Gue telat sih datengnya, soalnya mama gue belanja ke pasar lupa bawa gue tapi inget bawa kunci. Bahasa halusnya: gue ga sengaja dikunciin.

Jam 8an mama nyampe rumah, gue sama kucing2 udah di depan pintu aja. Kita udah pada laper. Dan gue juga udah ditungguin di tempat seminar. Begitu pintu dibuka, gue langsung ngacir ke teras. Make sepatu, dibuka lagi trus balik lagi ke dalem nyari mama.
Gue lupa minta ongkos.
Abis perongkosan kelar,  berangkatlah gue ke TKP. Pas nyampe gue liat kiri kanan, nyari spanduk acara seminarnya. Trus setelah ketemu, gue langsung datengin ruangannya. PD aja gue masuk ga pake nanya2 dulu. Muka disetel songong, biar keliatan agak pinter.

Begitu masuk, gue diem dulu. Gue make jins panjang, polo shirt dan jaket khusus anggota OSIS sekolah gue. Semua utusan sekolah emang diseragamain pake kostum begitu. Di meja pendaftaran, resepsionis2nya make jilbab gede panjang sampe ke pinggang, trus pake gamis. Di atas meja ada tulisan 'akhwat', di ujung lain ruangan ada meja pendaftaran yang ada tulisan 'ikhwan'. Kiri kanan gue pada pake baju muslim semua.

Ini gue yang salah ruangan ato spanduknya yang salah tempel? Gue telponlah si Sonia ini. Ga lama kemudian, dari dalem ruangan yang penuh laki2 berpeci dan perempuan berhijab keluarlah pemadangan kontras: sesosok cewe yang kostumnya sama kaya gue. Mukanya oriental, agak kebatak2an. Wajah yang sangat familiar. Sonia.

Ternyata gue ga salah ruangan. Spanduknya juga ga salah tempel. Sekolah gue yang salah info. Dikiranya ini acara umum, ternyata pembicaranya ustad. Acaranya juga hasil koalisi himpunan mahasiswa islam sama salah satu ormas islam. Kita tetep masuk, daripada sekolahan ga ada utusan.

Baru masuk kita udah disalamin sama panitia yang cewe2. Dari sekian banyak yang masuk ruangan, kita doang yang disalamin gitu. Mungkin karna mencolok banget ya, kesannya kayak rombongan kafir pengen tobat gitu. Masuk ke dalem lagi, ternyata ga cuma kita doang yang saltum. Ada juga sekolahan swasta saltum make seragam sekolahan. Parahnya, yang cewe2 seragamnya rok pendek. Dan ketat. Dan berdandan. Dan bawa2 pena bulu2. Di atas langit selalu ada langit, di atas ngawur selalu ada yang lebih ngawur.

Balik lagi ke Sonia. Kebayang ga lo jadi Sonia gimana? lo kejebak di seminar muslim, padahal lo kristen tulen. Tapi yang namanya Indonesia, apalagi di daerah gue, Islam itu mayoritas banget. Orang2 non muslim udah kebiasa liat kebiasan2 orang muslim, kaya ngucapin assalamualikum, solat, mulai acara pake al-fatihah, etc. Malah ada yang fasih ngikutin. Ya kaya si Sonia inilah.

Gue udah kuatir aja Sonia bakal ngedumel bete sepanjang acara. Nyatanya, dia malah semangat banget. Disalamin assalamualaikum ngejawab. Pas ada yang mau sari tilawah qur'an, dia yang duluan ngartiin auzubillahiminasyaitonirozim. Lengkap : Aku berlindung kepada Allah dari godaan syeitan yang terkutuk. Pas ditanya apa kabar, ngejawab : Alhamdulillah, Luar biasa. Jangan2 kalo disana dikasih jilbab juga dia pake kali ya.

Cuma yang dia lupa, kalo cewe sama cowo dipisah, Ikhwan sama Akhwat ga boleh terlalu deket. Lah, Sonia mah orangnya amat sangat friendly. Kayaknya buat dia manusia itu cuma dua jenis: temen sama bukan temen. Laki perempuan mah dia ga peduli. Selesai acara, dia langsung nyamperin temen sekolah gue yang cowo, tojos2an, jalan bareng ke pintu. Gue keikutan lah. Pas nyampe deket pintu, kita langsung ditegorlah. Yang cewe disuruh pindah, gabung ke pintu keluar cewe. Sonia mah gerah banget sama pemisahan kaya gini. Begitu keluar ruangan, dia ngomong dengan suara bataknya yang lantang : "Udah diluar kan? udah bisa gabung dong."

Temen2 sekolahan gue udah turun lewat tangga di dalem ruangan, trus gue sama Sonia mau nyusul. Tiba2, entah darimana datangnya ada mbak2 rentangin tangan sambil teriak heboh,
"Eh eh mau kemana?"
Si mbak2nya badannya kecil. bulet. Gue jadi ngeliatnya seolah2 si mbak2 itu anak kecil lagi main buaya2an trus ngehadang kita buat naik ke kapal.
Gue kebetulan megang sampah. Dan deket tangga itu ada tong sampah. Jadi gue polos aja ngeles "Mau buang sampah."
Gue dikasih lewat. Sonia balik kanan. Diarahin lewat tangga lain.

Trus gue inget, kali ini acara ada sertifikatnya. Gue kebayang, sertifikatnya sonia bakalan begini:
Alhamdulillah, Sonia Priyanka Ginting telah mengikuti Seminar Bla3 yang diadakan oleh Ormas Islam X
trus ada cap huruf2 arabnya
Sampe disitu, ga bahaya.

trus sertifikatnya dipake buat ngelamar jadi biarawati.

Gue ga kebayang deh, hahaha.

Anyway, satu hal yang gue respect banget dari Sonia dan temen2 non muslim gue yang lain, mereka ga pernah permasalahin dominasi agama gue di kehidupan mereka. Mereka ngehargain kepercayaan gue banget. Kalo misalnya lagi bikin acara, mereka ngasih waktu luang buat solat. Trus bulan puasa, mereka hormatin ibadah gue dengan ga makan ato ngomongin makanan sembarangan.

Tapi gue? gue kadang tetep aja suka bete kalo tetangga gue bikin acara agama rame2, nyanyi2 sampe malem. Padahal cuma berapa kali setaun. Lah mereka tiap hari denger azan, biasa aja.
Mungkin gue terlalu nikmatin posisi agama gue sebagai mayoritas, gue perlu belajar cara para minoritas menerima perbedaan. Cara mereka melihat perbedaan, and deal with it.

Well,
Mayoritas bisa menguasai semuanya, tapi jarang yang menguasai bagaimana menerima kemayoritasan kaum lain, seperti apa yang dilakukan para minoritas hampir di setiap hari dalam hidupnya.
Blogged with the Flock Browser

Minggu, 02 Mei 2010

The week of test

wow, i am surprised. a group friends start blogging, all-classmates. read these raditya dika-inspired (just like me) writers : Oktaviani Azwinda, Cindy Capriyanti and Amanda Diani. See? ternyata bukan gue sendiri yang hidupnya (menyedihkan) begini. I'm no longer fooling around alone, hehe.

grrh,thanks to them, i can't refuse to write at the moment. Well, i supposed to be reading pages of history or dealing with buffers & hidrolisis. Iye, besok ulangan dobel. Sejarah dan Kimia. There's quite a story of these tests.

Jadi gini, seharusnya minggu ini jadi minggu ujian buat kelas gue.
Jadwalnya :
Senin : Sejarah (3 Subab= hafalan & 20 halaman dengan struktur 0,8% gambar dan 99,2% huruf2 font 12 line spacing 0) + Kimia(2 Bab)
Rabu : Biologi (setelah SATU kali pertemuan. dan gue ga masuk) dan tugas Dakwah
Kamis : Matematika (2 Bab)

Inget post gue yang kemaren, yang gue ga sekolah? sebenernya itu tumben2an gue ga masuk sekolah gara2 sakit. biasanya gue sesakit apa juga tetep berangkat sekolah. somehow sekolah, buat gue punya healing power tersendiri. this sounds so nerd, but it actually does. Gue pernah berangkat ke sekolah muntah2, nyampe di sekolah makan baso langsung bisa loncat2. Nyampe rumah muntah lagi. Gue curiga sekolahan pasang tolak bala penyakit, biar ga ada siswa yang ijin ga belajar gara2 sakit.

Sebenernya kalo sakit juga ga bisa ngapa2in. UKS sekolahan, patheticly adalah ruangan berkasur dua semi kantor pribadi guru olahraga gue. Mau liat UKS ada casan BBnya? ada, di sekolahan gue. Mau liat UKS ada bola volinya? ada, di sekolahan gue. Mau liat UKS yang obat2annya lengkap? ada, tapi yang jelas bukan di sekolahan gue.

Biar UKS sekolahan full AC, yang mau istirahat sakit disana mikir dua kali deh. Minimal dua kali. Mau lo sakit2 tiduran di AC 16 derajat tanpa selimut? Apalagi yang cewe. Mau lo seruangan berdua doang sama guru penjaskes gue? We're talking about the man that teaches us PE by forcing us making a 100-pages paper about basketball. The man who give us end-term test and let us passed it if only we buy 4 brand-new basketballs. Kalo gue, mikir gue mikir minimal lima kali deh. Pertama, guemikir gue ga mau tidur diliatin orang. Kedua, gue lebih ga mau lagi tidur diliatin guru. Ketiga, gue lebih ga mau lagi lagi tidur diliatin orang yang sukses bikin gue nyumpah2 tiap seminggu sekali selama dua tahun terakhir. Ketiga, gue ga mau seruangan berdua doang sama orang yang pernah bikin sekelas gue latian fisik ujan2an. Keempat, gue akan bisa istirahat deket2 orang yang bikin sobat gue pingsan gara2 tugas aerobikan. Kelima, gue bakal tambah sakit kalo denger becandaan garing lelaki paruh baya yang ga lucu sama sekali. See? His attendace is a BIG reason to not being in the School Health Unit. You don't even need more, even they're available.

Okay, stop those objurgation. Let's go back telling the week of test story. Iye, harusnya weekend ini I suffer a pasca-excessive-test syndrome : lingkaran mata iteman, mual liat buku, deg2an nunggu nilai yang ternyata ga seberapa. Apalagi ulangan sejarah barengan sama kimia. Gue ga punya sejarah nilai sejarah bagus, mengingat Kimia sering ga sejalan sama pikiran gue, kayaknya ga bakal ada sejarahnya nilai sejarah gue bagus.
Sabtunya dateng kabar kalo ulangan MTK ditunda ke minggu depan, dan ulangan Kimia pindah ke hari kamis. Gue narik nafas, tapi ngeluarinnya belom lega. I still have History waiting on Monday. Gue persiapannya masih zero, fisik masih separo2, kalo dipaksa nelen hafalan sejarah bisa mati bego.

Tapi, minggu malem gue dikabarin kalo ternyata ga jadi ulangan sejarah. Katanya temen gue nelpon gurunya langsung. Gurunya juga ga mood mau ulangan, baru pulang travel darimana gitu. Gue lupa lah. It was like a christmas in July. Gue surprise banget doa gue makbul. Dan lebih surprise lagi waktu denger temen sekelas gue beneran nelpon guru gue. Terharu, gue baru tau gue punya temen yang PDKTin guru sejarah gue, betapa suci bersih hatinya. It turns out ternyata temen gue ga holy2 amet. Ternyata yang nelpon tuh temen gue dari kelas lain, yang emang sangat sangat sangat friendly even to the unfriendly teachers. Dia ikutan rame2an nelponnya aja, mastiin kalo yang kelas gue ikutan batal ulangan. Besoknya dengan tanpa dosa gue ngakakin  temen gue yang ga tau kalo batal ulangan sampe2 rok sekolahnya ga kering (relasinya rok basah sama ulangan gue ga ngerti deh sampe sekarang, yang jelas  temen gue apes, kudu gue ketawain).

Well, mengingat kenyataan bahwa otak gue sama Kimia sering tawuran, mulailah gue nyicil belajar kimia. Selasa siangnya gue nyicil ngonsepin teks dakwah, biar malemnya tinggal ngafal.Ternyata gue malah ketiduran dari sore. So lucky, ternyata kelas gue disuruh nyusun yel2 buat ditampilin hari kamisnya, ngedukung perwakilan sekolah yang ikutan cerdas cermat. Hal peryel2an ini jadi sangat sangat bermakna. Pertama, ga jadi dakwah dan notabene pada belom siap. Kedua, ulangan biologi ditunda jadi jumat. Ketiga, ga jadi ulangan Kimia. Keempat, karna cerdas cermatnya menang, ulangan biologi hari jumat ditunda lagi jadi rabu depannya. Kelima, artinya itu ulangan2 cuma pindah jadwal doang ke minggu depan. Ulangan kimia tetep barengan sama ulangan sejarah, tetep susul2an sama ulangan biologi dan dikejar sama ulangan matematika. Plus deretan deadline tugas2. Keenam, gue tadinya mau ceritain temen kristen gue yang kejebak di seminar pemuda islam hari ini, malah cerita tentang balapan ulangan ini. Ketujuh, gue mesti berhenti berkhalawat sama laptop, mengingat hari senin beserta kroco2 ulangannya bakal mendarat dalam kurun waktu kurang lebih dari 6 jam lagi.


see you soon guys
Blogged with the Flock Browser