Resume ITB Journalist Apprentice Pertemuan Pertama
Gerimis, jurnalis dan syukwis. Ketiga
kata ini memang saling berima, tapi sekilas tampak tak punya kaitan makna. Bagi
saya, mereka adalah rangkuman sebuah hari Minggu di awal Oktober.
Pagi itu gerimis. Titik titik air
ringan melompat-lompat di tanah. Saya melompat dari kasur, mendengar dering
alarm pagi hari. Spontan saya membuka komputer jinjing yang selalu setia duduk
di samping tempat tidur saya. Menurut rainlendar,
agenda saya hari ini adalah menghadiri sosialisasi syukuran wisuda IMA
Gunadharma dan pertemuan pertama ITB Journalist Apperentice.
Tentang ITB Journalist Apprentice (IJA)
ITB Journalist Apprentice adalah
sebuah program dari Kantor Berita ITB yang saat ini sedang saya ikuti. Menurut
hemat saya, program ini adalah semacam pra-reqruitment staff Kantor Berita ITB.
Keterangan resmi mengenai program ini, mengutip dari news.itb.ac.id, adalah
sebagai berikut;
ITB Journalist Apprentice
2012 adalah program untuk menyiapkan Online News Reporter handal di kalangan
mahasiswa/i ITB yang ingin mencari pengalaman dalam dunia profesional. Program
ini dilaksanakan oleh Kantor Berita ITB, yang merupakan unit pengelola konten
berita di website ITB. Selama 3 bulan, para peserta program akan dipersiapkan
secara matang untuk dikontrak secara resmi oleh Unit Sumber Daya Informasi
(USDI) ITB.
Fasilitas yang akan didapatkan selama program berlangsung:
Fasilitas yang akan didapatkan selama program berlangsung:
- Materi pelatihan baik di bidang
jurnalistik, pengembangan diri, dan manajemen waktu selama tiga bulan
training (Oktober - Desember 2012, tentatif).
- Pengalaman langsung berinteraksi
dengan berbagai elemen di ITB.
- ID Card ITB Journalist Apprentice
2012.
- Sertifikat bukti keikutsertaan
program di akhir program.
Untuk bisa mengikuti program ini, para peserta akan
disaring melalui program seleksi yang akan berlangsung pada bulan September
2012 ini. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pendaftar diantaranya harus berasal
dari mahasiswa ITB angkatan 2010-2012 dengan IPK diatas 2,75 (khusus angkatan
2010-2011).
Selain itu, para peserta yang dapat mengikuti program ini setidak-tidaknya memiliki kemampuan dasar dan minat dalam bidang jurnalistik. Para peserta juga harus mampu bekerja dalam tim dan secara individual, serta memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk berbagi kepada orang lain.
Selain itu, para peserta yang dapat mengikuti program ini setidak-tidaknya memiliki kemampuan dasar dan minat dalam bidang jurnalistik. Para peserta juga harus mampu bekerja dalam tim dan secara individual, serta memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk berbagi kepada orang lain.
Setelah melewati tiga tahap
seleksi, yaitu seleksi dokumen, tes tertulis dan simulasi wawancara serta
wawancara dengan staff Kantor Berita ITB, 15 orang mahasiswa ITB termasuk saya
berhak mengikuti tahap selanjutnya, berupa pelatihan dan pemberian materi
mengenai jurnalistik, terutama yang dilaksanakan di Kantor Berita ITB sehari-hari.
Berikut adalah materi yang disajikan
dalam pertemuan pertama IJA 2012 ini:
Profil Kantor Berita ITB
Kantor Berita ITB yang beralamat di kantorberita.itb.ac.id
adalah salah satu bagian dari Unit Sumber Daya Informasi ITB, sebuah lembaga di
bawah rektorat Komunikasi dan Informasi ITB. Kegiatan utama dari Kantor Berita
ini adalah mengisi berita di laman itb.ac.id.
Terus terang, saya agak terkejut mengetahui laman
tersebut dikelola oleh mahasiswa ITB sendiri. Anggapan saya selama ini laman
utama ITB tersebut sepenuhnya diurus oleh staff ITB non mahasiswa. Selama ini
saya sangat jarang mendengar partisipasi mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan
rektorat, apalagi menjadi staff dari rektorat. Saya bangga sekaligus kagum
mengingat laman tersebut adalah gerbang utama akses publik pada kabar terbaru
kampus ganesha dan tulisan-tulisan di dalamnya menjadi sangat krusial bagi
pencitraan ITB di masyarakat.
Sesuai website
resmi Kantor Berita ITB, berikut adalah susunan tim pengurus Kantor Berita saat
ini:
Manajer
Umum: Christanto (Sains dan Teknologi Farmasi ’09)
Manajer
Proyek: Vernida Mufidah (Fisika Teknik ’09)
Manajer
Peliputan: Muhammad Fikri (Teknik Elektro ’09))
Manajer
Internal dan Koordinator Berita Bahasa Inggris: Fathir Ramadhan (Teknik
Industri ’08)
Pemimpin
Redaksi: Ria Ayu Pramudita (Teknik Kimia ’09)
Reporter:
§ Gilang Ariawan Wicaksono (Teknik Tenaga Listrik ’09)
§ Edo Belva (Teknik Telekomunikasi ’10)
§ Neli Syahida (Sains dan Teknologi Farmasi ’11)
§ Diviezetha Astrella Thamrin (Manajemen Rekayasa Industri ’10)
§ Muhammad Hanif (Teknik Geofisika ’09)
Deskripi Pembagian
Tugas Anggota Tim Kantor Berita ITB
Manajer Umum
Membawahi
keempat manajer lainnya, bertugas mengoordinasikan semua kegiatan manajerial
dan reporter.
Manajer
Internal
Menkondisikan aktivitas
tim kantor berita, mengurus alat
perekam, kamera, dan alat-alat kantor lainnya serta menjadi koordinator untuk
berita versi bahasa Inggris.
Manajer Proyek
Bertanggung jawab
untuk melatih dan membimbing jurnalis baru, mengadakan seminar serta workshop jurnalistik, sekaligus
bertanggung jawab atas hubungan Kantor Berita ITB dengan unit-unit maupun
lembaga-lembaga di ITB
Manajer
Peliputan
Merupakan ‘radar’
berita yang mencari event layak liput
serta menentukan penanggung jawab peliputan dari tiap acara yang diliput.
Pemimpin
redaksi
Merupakan Editor
Utama berita yang dirilis Kantor Berita. Bertugas mengubahsuaikan berita yang
diberikan reporter serta menstandarisasi berita yang dimuat di laman resmi itb.
Sehingga, Pemimpin Redaksi memegang tanggung jawab penuh terhadap semua aspek
(misalnya; penggunaan tanda baca, ejaan dan konten) dari berita yang dirilis
Kantor Berita. Selain itu, Pemimpin Redaksi bersama Manajer Peliputan bersama-sama
membawahi reporter.
Reporter
Melakukan peliputan
dan menuliskan hasil liputan dari acara yang telah dipertanggungjawabkan
kepadanya oleh Pemimpin Redaksi.
Pengertian Jurnalistik
Kata Journalistic,
atau dalam bahasa Indonesia diadopsi menjadi Jurnalistik berakar dari bahasa
Prancis, “Jour” yang berarti hari.
Makna ini terkait dengan pengertian jurnalistik secara sederhana, yaitu catatan
harian. Pengertian jurnalis menurut UU No. 49 tahun 1999, adalah lembaga sosial
dan lembaga komunikasi masa untuk mencari, memperoleh, dan menyampaikan
informasi melalui media apa pun (cetak, elektronik, dll.)
Mengenai Pers
Undang-undang no.
49/1999 di atas juga mengatur mengenai pers
di Indonesia, yaitu sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa
yang melakukan kegiatan jurnalistik yaitu mencari, mengolah, dan menyimpan
informasi. Meski sama-sama mengolah informasi, Kantor Berita dan pers memiliki
perbedaan dalam hal sasaran dan penggunaan berita yang dirilisnya. Kantor
berita merilis berita yang dapat diberikan langsung kepada masyarakat maupun
digunakan oleh media lain, sedangkan pers menyajikan berita langsung kepada publik
dan bukan merupakan sumber berita bagi media-media lain.
Pers berfungsi untuk:
1.
Memenuhi keperluan masyarakat untuk mendapatkan
informasi
2.
Menegakkan kebebasan demokrasi
3.
Mengemukakan pendapat
Dalam
keberjalanannya, kegiatan pers bersinggungan langsung dengan pihak-pihak lain baik
sebagai objek berita maupun narasumber, dan berikut adalah hak-hak peserta
kegiatan pers:
·
Hak
tolak : hak
yang dimiliki pers atau wartawan untuk tidak mencantumkan narasumber yang
berkaitan
·
Hak
jawab : hak yang dimiliki
oleh pihak yang bersangkutan untuk menuntut tanggung jawab atas kebenaran
dari berita yang telah di-publish.
·
Hak koreksi : hak
yang dimiliki oleh pihak yang bersangkutan untuk mengoreksi Isi dan media
massa wajib melakukan koreksi setelah dilaporkan ada pihak yang menuntuk hak
jawab dan hak koreksi
Serba Serbi Jurnalistik
Jurnalis adalah
sebutan lain bagi wartawan, yaitu orang-orang yang berprofesi melaksanakan
kegiatan jurnalistik. Layaknya profesi lain seperti dokter maupun arsitek,
jurnalis menuntun keahlian khusus serta memiliki kode etik yang harus ditaati.
Elemen-Elemen
dalam Jurnalistik menurut Bill Covac
1. Kebenaranan
Jurnalisme
mengharamkan kebohongan. Publik berhak atas kebenaran yang sebenar-benaranya
dari suatu peristiwa yang dimuat dalam berita. Oleh karena itu, terkadang
kebenaran dalam berita tidaklah mutlak. Bisa saja diterbitkan revisi maupun
keterangan tambahan di kemudian hari.
2. Loyalitas
kepada masyarakat
Jurnalisme
berfungsi memberian informasi,
penghiburan, dan pengawasan untuk masyarakat. Unsur kepentingan pihak-pihak
lain seperti sponsor maupun pemilik saham tidak boleh menyalahi kepentingan dan
kebutuhan masyarakat terhadap berita.
3. Disiplin
Verifikasi
Jurnalisme
mengedepankan objektivitas dan menghindari manipulasi. Oleh karena itu,
pencarian berita yang sebenar-benarnya, misalnya melalui keterangan berbagai
sumber sangat penting untuk mendapat kebenaran yang seutuhnya.
4. Independensi
Terlepas dari
pihak-pihak yang terkait baik secara personal maupun korporat terhadap objek
maupun penulis berita, jurnalis seharusnya profesional mengambil sudut
penulisan yang paling netral dalam berita yang dirilisnya.
5. Pemantau
Kekuasaan
Secara tidak
langsung jurnalisme memungkinkan adanya pengawasan terhadap keberjalanan
pemerintah jalanya pemerintahan. Pers yang ideal merupakan representasi telinga
dan mata masyarakat terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, termasuk mengenai
hal-hal terkait pemerintahan.
6. Diskusi
Publik
Jurnalisme idealnya
mampu menggugah masyarakat untuk menanggapi dan mengkritisi fenomena maupun
informasi baru, sehingga dapat mendorong terjadinya diskusi publik yang
berkualitas
7. Elemen
Menarik dan Relevan
Seorang jurnalis
hendaknya mampu mengemas sebuah berita menjadi menarik dan relevan dengan
kebutuhan pembaca, melalui teknik-teknik penulisan berita yang dikuasainya.
8. Komprehensif
dan Proporsional :
Sebuah berita
yang proporsional bersifat logis, tidak berdasarkan perasaan/emosi penulis
maupun berusaha membentuk persepsi pembacanya. Selain itu, sebuah berita hendaknya
mengandung fakta-fakta yang diorganisasikan secara baik sehingga jelas
keterkaitannya antar satu sama lain.
9. Hati
Nurani
Meski harus
objektif, produk-produk jurnalisme harus menjunjung sisi kemanusiaan yang
berasal dari nurani penulisnya.
10. Jurnalisme
oleh Masyarakat/Citizen Journalism
Adalah istilah
yang merangkum fenomena jurnalisme non profesional yang diadakan oleh
masyarakat. Keberadaan media publikasi dan sosialisasi seperti blog dan jejaring
sosial yang dapat diakses dan dikelola dengan mudah oleh masyarakat memupuk
kebiasaan menulis, berbagi pengetahuan, opini maupun informasi yang berujung
pada sebuah sistem pemberitaan baru yang bergerak melalui partisipasi
masyarakat secara langsung.
Profesi jurnalis secara khusus menyalurkan
informasi mejadi berbagai bentuk produk jurnalistik yang dapat dinikmati oleh publik.
Produk-produk tersebut antara lain:
1. Berita
Nilai
Berita
Khusus untuk berita, berikut adalah aspek-aspek
yang menjadikan sebuah informasi atau peristiwa layak diangkat dan
diinformasikan pada publik, atau dengan kata lain memiliki nilai berita:
§
Aktual
§
Faktual
§
Hal yang penting
§
Menarik
§
Kedekatan
§
Orang Terkenal
§
Prestasi
§
Konflik
Unsur Berita
Berita yang baik hendaknya mengandung unsur 5W (What, When, Where, Who,
Why dan 1H (How) secara lengkap; sehingga memberikan informasi yang
komprehensif mengenai kejadian apa yang terjadi (what), lokasi dan waktu (when
dan where), pihak-pihak yang terlibat (who), penyebab dan kronologis kejadian
(why dan how)
Sumber
Berita
Berita dapat berasal dari
Sumber primer : peliputan
kejadian dan wawancara dengan narasumber yang dilakukan sendiri
Sumber sekunder : pengutipan
dari media lain dengan memenuhi tata aturan tertentu
2. Pandangan
atau Opini
3. Foto
Berita
4. Video
Berita
5. Program
Siaran Berita
Jurnalistik dan Kantor Berita ITB
Produk utama
dari kantor berita ITB adalah berita, yaitu berupa flash news dan berita feature.
·
Flash News
(berita aktual/langsung) mengedepankan sisi komprehensif suatu kejadian yang
disampaikan secara cepat, lugas dan apa adanya.
·
Berita feature
adalah jenis berita yang mengangkat sisi lain yang biasanya dipandang
bernilai humanis maupun memiliki nilai unik lainnya dari suatu peristiwa.
Materi pertemuan
IJA 2012 kali ini sungguh mengingatkan saya pada lembaran-lembaran catatan mata
pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu sekolah menengah dulu. Jutaan kata-kata di
dalam subbahasan mengenai berita yang saat itu hanya bisa dinikmati sebagai
teori belaka, berakhir sebagai nyanyian nina bobo di dalam kepala saya. Sungguh
menyenangkan akhirnya mendapat kesempatan untuk memaknai apa yang dahulu
hanyalah seonggok kata-kata, mantra dikala ujian akan tiba.
And I gladly welcome you, new experiences!