Senin, 29 Oktober 2012


Resume  ITB Journalist Apprentice Pertemuan Pertama
Gerimis, jurnalis dan syukwis. Ketiga kata ini memang saling berima, tapi sekilas tampak tak punya kaitan makna. Bagi saya, mereka adalah rangkuman sebuah hari Minggu di awal Oktober.
Pagi itu gerimis. Titik titik air ringan melompat-lompat di tanah. Saya melompat dari kasur, mendengar dering alarm pagi hari. Spontan saya membuka komputer jinjing yang selalu setia duduk di samping tempat tidur saya. Menurut rainlendar, agenda saya hari ini adalah menghadiri sosialisasi syukuran wisuda IMA Gunadharma dan pertemuan pertama ITB Journalist Apperentice.
Tentang ITB Journalist Apprentice (IJA)
ITB Journalist Apprentice adalah sebuah program dari Kantor Berita ITB yang saat ini sedang saya ikuti. Menurut hemat saya, program ini adalah semacam pra-reqruitment staff Kantor Berita ITB. Keterangan resmi mengenai program ini, mengutip dari news.itb.ac.id, adalah sebagai berikut;
ITB Journalist Apprentice 2012 adalah program untuk menyiapkan Online News Reporter handal di kalangan mahasiswa/i ITB yang ingin mencari pengalaman dalam dunia profesional. Program ini dilaksanakan oleh Kantor Berita ITB, yang merupakan unit pengelola konten berita di website ITB. Selama 3 bulan, para peserta program akan dipersiapkan secara matang untuk dikontrak secara resmi oleh Unit Sumber Daya Informasi (USDI) ITB. 

Fasilitas yang akan didapatkan selama program berlangsung:
  • Materi pelatihan baik di bidang jurnalistik, pengembangan diri, dan manajemen waktu selama tiga bulan training (Oktober - Desember 2012, tentatif).
  • Pengalaman langsung berinteraksi dengan berbagai elemen di ITB.
  • ID Card ITB Journalist Apprentice 2012.
  • Sertifikat bukti keikutsertaan program di akhir program.
Untuk bisa mengikuti program ini, para peserta akan disaring melalui program seleksi yang akan berlangsung pada bulan September 2012 ini. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pendaftar diantaranya harus berasal dari mahasiswa ITB angkatan 2010-2012 dengan IPK diatas 2,75 (khusus angkatan 2010-2011).

Selain itu, para peserta yang dapat mengikuti program ini setidak-tidaknya memiliki kemampuan dasar dan minat dalam bidang jurnalistik. Para peserta juga harus mampu bekerja dalam tim dan secara individual, serta memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk berbagi kepada orang lain.
Setelah melewati tiga tahap seleksi, yaitu seleksi dokumen, tes tertulis dan simulasi wawancara serta wawancara dengan staff Kantor Berita ITB, 15 orang mahasiswa ITB termasuk saya berhak mengikuti tahap selanjutnya, berupa pelatihan dan pemberian materi mengenai jurnalistik, terutama yang dilaksanakan di Kantor Berita ITB sehari-hari.
Berikut adalah materi yang disajikan dalam pertemuan pertama IJA 2012 ini:
Profil Kantor Berita ITB
Kantor Berita ITB yang beralamat di kantorberita.itb.ac.id adalah salah satu bagian dari Unit Sumber Daya Informasi ITB, sebuah lembaga di bawah rektorat Komunikasi dan Informasi ITB. Kegiatan utama dari Kantor Berita ini adalah mengisi berita di laman itb.ac.id.

Terus terang, saya agak terkejut mengetahui laman tersebut dikelola oleh mahasiswa ITB sendiri. Anggapan saya selama ini laman utama ITB tersebut sepenuhnya diurus oleh staff ITB non mahasiswa. Selama ini saya sangat jarang mendengar partisipasi mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan rektorat, apalagi menjadi staff dari rektorat. Saya bangga sekaligus kagum mengingat laman tersebut adalah gerbang utama akses publik pada kabar terbaru kampus ganesha dan tulisan-tulisan di dalamnya menjadi sangat krusial bagi pencitraan ITB di masyarakat.

Sesuai website resmi Kantor Berita ITB, berikut adalah susunan tim pengurus Kantor Berita saat ini:
Manajer Umum: Christanto (Sains dan Teknologi Farmasi ’09)
Manajer Proyek: Vernida Mufidah (Fisika Teknik ’09)
Manajer Peliputan: Muhammad Fikri (Teknik Elektro ’09))
Manajer Internal dan Koordinator Berita Bahasa Inggris: Fathir Ramadhan (Teknik Industri ’08)
Pemimpin Redaksi: Ria Ayu Pramudita (Teknik Kimia ’09)
Reporter:
§  Gilang Ariawan Wicaksono (Teknik Tenaga Listrik ’09)
§  Edo Belva (Teknik Telekomunikasi ’10)
§  Neli Syahida (Sains dan Teknologi Farmasi ’11)
§  Diviezetha Astrella Thamrin (Manajemen Rekayasa Industri ’10)
§  Muhammad Hanif (Teknik Geofisika ’09)
Deskripi Pembagian Tugas Anggota Tim Kantor Berita ITB
Manajer Umum
Membawahi keempat manajer lainnya, bertugas mengoordinasikan semua kegiatan manajerial dan reporter.
Manajer Internal
Menkondisikan aktivitas tim kantor berita, mengurus  alat perekam, kamera, dan alat-alat kantor lainnya serta menjadi koordinator untuk berita versi bahasa Inggris.
Manajer Proyek
Bertanggung jawab untuk melatih dan membimbing jurnalis baru, mengadakan seminar serta workshop jurnalistik, sekaligus bertanggung jawab atas hubungan Kantor Berita ITB dengan unit-unit maupun lembaga-lembaga di ITB
Manajer Peliputan
Merupakan ‘radar’ berita yang mencari event layak liput serta menentukan penanggung jawab peliputan dari tiap acara yang diliput.
Pemimpin redaksi
Merupakan Editor Utama berita yang dirilis Kantor Berita. Bertugas mengubahsuaikan berita yang diberikan reporter serta menstandarisasi berita yang dimuat di laman resmi itb. Sehingga, Pemimpin Redaksi memegang tanggung jawab penuh terhadap semua aspek (misalnya; penggunaan tanda baca, ejaan dan konten) dari berita yang dirilis Kantor Berita. Selain itu, Pemimpin Redaksi bersama Manajer Peliputan bersama-sama membawahi reporter.
Reporter
Melakukan peliputan dan menuliskan hasil liputan dari acara yang telah dipertanggungjawabkan kepadanya oleh Pemimpin Redaksi.
Pengertian Jurnalistik

Kata Journalistic, atau dalam bahasa Indonesia diadopsi menjadi Jurnalistik berakar dari bahasa Prancis, “Jour” yang berarti hari. Makna ini terkait dengan pengertian jurnalistik secara sederhana, yaitu catatan harian. Pengertian jurnalis menurut UU No. 49 tahun 1999, adalah lembaga sosial dan lembaga komunikasi masa untuk mencari, memperoleh, dan menyampaikan informasi melalui media apa pun (cetak, elektronik, dll.)
Mengenai Pers
Undang-undang no. 49/1999 di atas juga mengatur mengenai pers  di Indonesia, yaitu sebagai lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melakukan kegiatan jurnalistik yaitu mencari, mengolah, dan menyimpan informasi. Meski sama-sama mengolah informasi, Kantor Berita dan pers memiliki perbedaan dalam hal sasaran dan penggunaan berita yang dirilisnya. Kantor berita merilis berita yang dapat diberikan langsung kepada masyarakat maupun digunakan oleh media lain, sedangkan pers menyajikan berita langsung kepada publik dan bukan merupakan sumber berita bagi media-media lain.
 Pers berfungsi untuk:
1.       Memenuhi keperluan masyarakat untuk mendapatkan informasi
2.       Menegakkan kebebasan demokrasi
3.       Mengemukakan pendapat
Dalam keberjalanannya, kegiatan pers bersinggungan langsung dengan pihak-pihak lain baik sebagai objek berita maupun narasumber, dan berikut adalah hak-hak peserta kegiatan pers:
·         Hak tolak            : hak yang dimiliki pers atau wartawan untuk tidak mencantumkan  narasumber yang berkaitan
·         Hak jawab          : hak yang dimiliki oleh pihak yang bersangkutan untuk menuntut tanggung jawab atas kebenaran dari berita yang telah di-publish.
·         Hak koreksi        : hak yang dimiliki oleh pihak yang bersangkutan untuk mengoreksi Isi dan media massa wajib melakukan koreksi setelah dilaporkan ada pihak yang menuntuk hak jawab dan hak koreksi
Serba Serbi Jurnalistik
Jurnalis adalah sebutan lain bagi wartawan, yaitu orang-orang yang berprofesi melaksanakan kegiatan jurnalistik. Layaknya profesi lain seperti dokter maupun arsitek, jurnalis menuntun keahlian khusus serta memiliki kode etik yang harus ditaati.
Elemen-Elemen dalam Jurnalistik menurut Bill Covac
1.       Kebenaranan
 Jurnalisme mengharamkan kebohongan. Publik berhak atas kebenaran yang sebenar-benaranya dari suatu peristiwa yang dimuat dalam berita. Oleh karena itu, terkadang kebenaran dalam berita tidaklah mutlak. Bisa saja diterbitkan revisi maupun keterangan tambahan di kemudian hari.
2.       Loyalitas kepada masyarakat
Jurnalisme berfungsi  memberian informasi, penghiburan, dan pengawasan untuk masyarakat. Unsur kepentingan pihak-pihak lain seperti sponsor maupun pemilik saham tidak boleh menyalahi kepentingan dan kebutuhan masyarakat terhadap berita.
3.       Disiplin Verifikasi
Jurnalisme mengedepankan objektivitas dan menghindari manipulasi. Oleh karena itu, pencarian berita yang sebenar-benarnya, misalnya melalui keterangan berbagai sumber sangat penting untuk mendapat kebenaran yang seutuhnya.
4.       Independensi
Terlepas dari pihak-pihak yang terkait baik secara personal maupun korporat terhadap objek maupun penulis berita, jurnalis seharusnya profesional mengambil sudut penulisan yang paling netral dalam berita yang dirilisnya.
5.       Pemantau Kekuasaan 
Secara tidak langsung jurnalisme memungkinkan adanya pengawasan terhadap keberjalanan pemerintah jalanya pemerintahan. Pers yang ideal merupakan representasi telinga dan mata masyarakat terhadap apa yang terjadi di sekitarnya, termasuk mengenai hal-hal terkait pemerintahan.
6.       Diskusi Publik
Jurnalisme idealnya mampu menggugah masyarakat untuk menanggapi dan mengkritisi fenomena maupun informasi baru, sehingga dapat mendorong terjadinya diskusi publik yang berkualitas
7.       Elemen Menarik dan Relevan
Seorang jurnalis hendaknya mampu mengemas sebuah berita menjadi menarik dan relevan dengan kebutuhan pembaca, melalui teknik-teknik penulisan berita yang dikuasainya.
8.       Komprehensif dan Proporsional :
Sebuah berita yang proporsional bersifat logis, tidak berdasarkan perasaan/emosi penulis maupun berusaha membentuk persepsi pembacanya. Selain itu, sebuah berita hendaknya mengandung fakta-fakta yang diorganisasikan secara baik sehingga jelas keterkaitannya antar satu sama lain.
9.       Hati Nurani
Meski harus objektif, produk-produk jurnalisme harus menjunjung sisi kemanusiaan yang berasal dari nurani penulisnya.
10.   Jurnalisme oleh Masyarakat/Citizen Journalism 
Adalah istilah yang merangkum fenomena jurnalisme non profesional yang diadakan oleh masyarakat. Keberadaan media publikasi  dan sosialisasi seperti blog dan jejaring sosial yang dapat diakses dan dikelola dengan mudah oleh masyarakat memupuk kebiasaan menulis, berbagi pengetahuan, opini maupun informasi yang berujung pada sebuah sistem pemberitaan baru yang bergerak melalui partisipasi masyarakat secara langsung.
        Profesi jurnalis secara khusus menyalurkan informasi mejadi berbagai bentuk produk jurnalistik yang dapat dinikmati oleh publik. Produk-produk tersebut antara lain:
1.       Berita
Nilai Berita
Khusus untuk berita, berikut adalah aspek-aspek yang menjadikan sebuah informasi atau peristiwa layak diangkat dan diinformasikan pada publik, atau dengan kata lain memiliki nilai berita:
§  Aktual
§  Faktual
§  Hal yang penting
§  Menarik
§  Kedekatan
§  Orang Terkenal
§  Prestasi
§  Konflik
Unsur Berita
Berita yang baik hendaknya mengandung unsur 5W (What, When, Where, Who, Why dan 1H (How) secara lengkap; sehingga memberikan informasi yang komprehensif mengenai kejadian apa yang terjadi (what), lokasi dan waktu (when dan where), pihak-pihak yang terlibat (who), penyebab dan kronologis kejadian (why dan how)
Sumber Berita
Berita dapat berasal dari
Sumber primer       : peliputan kejadian dan wawancara dengan narasumber yang dilakukan sendiri
Sumber sekunder : pengutipan dari media lain dengan memenuhi tata aturan tertentu
2.       Pandangan atau Opini
3.       Foto Berita
4.       Video Berita
5.       Program Siaran Berita
Jurnalistik dan Kantor Berita ITB
Produk utama dari kantor berita ITB adalah berita, yaitu berupa flash news  dan berita feature.
·         Flash News (berita aktual/langsung) mengedepankan sisi komprehensif suatu kejadian yang disampaikan secara cepat, lugas dan apa adanya.
·         Berita feature adalah jenis berita yang mengangkat sisi lain yang biasanya dipandang bernilai humanis maupun memiliki nilai unik lainnya dari suatu peristiwa.

Materi pertemuan IJA 2012 kali ini sungguh mengingatkan saya pada lembaran-lembaran catatan mata pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu sekolah menengah dulu. Jutaan kata-kata di dalam subbahasan mengenai berita yang saat itu hanya bisa dinikmati sebagai teori belaka, berakhir sebagai nyanyian nina bobo di dalam kepala saya. Sungguh menyenangkan akhirnya mendapat kesempatan untuk memaknai apa yang dahulu hanyalah seonggok kata-kata, mantra dikala ujian akan tiba.
And I gladly welcome you, new experiences!






Senin, 05 September 2011

Review Musik: ‘Dear Soft-Baked Chocolate Chip Cookie, I Love You’

its a song by Adhita Sofyan. this review is made for a cca assignment.


‘Dear Soft-Baked Chocolate Chip Cookie, I Love You’ review by Nabila F. Bunyamin
Warning: this review may not sound like one. Never did such writing before, just silly blog posts
.
Figure 1 Latar untuk lagu ini, dalam video yg diunggah di profil youtube Adhitia Sofyan
Dirilis di situs resmi milik Adhitia Sofyan (adhitasofyan.wordpress.com) 21 Juli lalu, penulis baru sempat mencicipi single terakhir rilisan bedroom singer asal Jakarta ini di hari terakhir Ramadhan - bahkan saat itu  beberapa keluarga penulis sudah merayakan lebaran, mengingat pemerintah ‘menggeser’ 1 syawal-. Kesan pertama? Judulnya panjang. Bukan tipikal Adhitia Sofyan yang selama ini saya kenal. Setelah diputar, ternyata aransemen-nya juga sedikit diluar dari kebiasan seniman berkacamata kotak ini. Alih alih petikan gitar melankolis, intro yang menyambut  justru berirama sweet ala pop-jazz yang mengingatkan saya pada nuansa album Dream, Hope & Faith-nya Monita Tahalea. Agak jauh memang, tapi secara keseluruhan single ini memang terasa agak lain dengan lagu-lagu di album Quiet Down maupun Forget Your Plans, bahkan koleksi Surprise Song. Hentakan drum centil yg mengisi semenjak detik ke 75, sedikit menambah kejutan – lagi lagi bukan sesuatu yang berada di kawasan ekspektasi saya untuk sebuah lagu milik Adhitia Sofyan  Biarpun begitu, ditilik dari segi lirik karya ini masih terasa familiar; tidak membahas romantika menye-menye, namun mengangkat eksplorasi alat indera terhadap suasana. Berisi senandung pujaan untuk choco chip cookies, karya pemenang Favourite Solo Artist di 1st ICEMA ini benar-benar cocok mengisi suasana after-baking seperti di rumah penulis saat review ini ditulis. Mendengarkan lagu ini di depan tumpukkan brownies, cake, praline dan choco cornflake yang masih fresh di sore terakhir perjuangan melawan nafsu sebulan bukan sesuatu yang akan saya sarankan. Lebih baik cari waktu saat tidak berpuasa, duduk di teras rumah sore hari, kalau bisa gerimis – ini pilihan- , ditemani secangkir cokelat hangat yang ditaburi bubuk kayu manis sembari menanti cookies yang sedang dipanggang – “I want my soft-baked chocolate chip cookie, on a time like this it can certainly change my views” – biarkan frasa-frasa ini bersenandung di telinga, berkolaborasi dengan aroma manis dari arah dapur, memanjakan alat indera.  Apalagi kalau yang membawakan sajian selegit cookiesnya – as the song says: ‘It should be seventh wonders of the world.’  - (Salam kue coklat, maaf lahir batin jika dibaca saat sedang diet/puasa sunnah)

Kamis, 26 Mei 2011

Behind the Future Ahead

Oh sure, it always take me so long to write another post. like, months.
yep, been busy with papers and papers and papers and finally final paper and have just been a fresh high school graduate.

whats up with me? well, i cut my hair. it doesnt change the way i look dramatically, but well, i feel quite fresh for a new beginning. i admit i dont do a lot to society lately. one plan of social project has officially fall into the ground and burnt into ashes.

and thats not the only thing that crash.  deep down inside, my soul was broken. i've faced so much rejections in life, but i remember that day, that Thursday, when my world turns upside down. I went overseas for an entrance exam, and went to another city to aim for scholarship. I literally dying for a chance to pursue education overseas. i was not sleeping for like a week or so to study. I tried to save my mother's dignity by aiming a scholarship in one of the prestigious private uni in Indonesia. And on that day of march 2011, i felt like an total idiot. The rejection email from overseas came on 2pm and that other uni announced that they wouldnt give me scholarship for the major i planned to take there on 4 pm. on 6 pm, i was buried under blankets, pillows, furry dolls, pretending to sleep. that was the hardest sequence of two hours in my life. felt like i had turn my back on my parents, wasted all their efforts to get me here and there to take those tests. i felt the outrageous rage to my own incapability."There are people who can get them", i said to my self. "A lot of people could even achieve better than that, why couldnt you, idiot?", i asked to myself. I was mad at myself for being such a failure. i was extremely disappointed. it was like, the lowest point of all my time in pursuing education. the first time i feel like all these years i study was wasted. i thought i should better stop going to school earlier and pursue career in a very young age. forget all those time i spent for reading books, taking papers and all the money you spent for classes; they could do nothing at all, i thought. i started to care less about school, thinking that everything i do will get me nowhere, felt like i was running out of chances, wanted to stop trying because i know how painful failure is. it was like someone rip off your chest and stab you right at the heart, but you didnt die just because you cant. you have to feel every bit of pain all those excruciation. are you tired yet of seeing me being   gloomy? dont be, here comes the twist.

yeah well, i fail again on my final grades. my average GPA is only eight point something out of ten. i was so stubborn and cocky not to do as what most do, as they say being unfair is common and usual and even almost a necessary if i want to get thru. and as predicted i ended up in jealousy of others grade, others who i literally saw and can prove cheating. "HA! life's unfair and you have to learn to live with that!" i yelled to my self. I was hurt from the very core of me. oh yeah, i acted like im okay with all of these. i appeared to always be happy-go-lucky , but only few know how much i was mentally destroyed. i kept positive thought tho, just to stay in sanity. i was, despite all the mental strength degradation, pushing my self to see the bright side. to not to lost hope. i turned to be introvert for a while, spent lots of time to rebuild a sincere smile from within. at that time, i almost forget how to laugh effortlessly. i didnt read self-helping books, instead i kept entertaining books away from me, and took a tuition and was like, the geek-est among the geeks. i started to see a light, a better understanding of everything i learn at school. pile by pile, i started piling back every bellows of sand of my hill of trust, to myself . well, i know im not an einstein-genius or a supreme brainiacs, but at least i now have a better understanding of my capability,of  what i am good at and what i am slack at.

i was, finally, in a better state of mind. i was finally be in peace again with myself. i realized that even if i cant blame anyone of what i did wrong, i also cant be in war to myself. it is cliche, but, well, you can do nothing else but to learn from what you did wrong. you cant fix the past, but no matter how bad you've done you always deserve a better future. I learned that dreams can wait, but future cant. even if your dreams fall off, you cant just abandon the future that lies in front of you.

and you know what? the better you think of yourself, the better your life goes. i was prepared to take another entrance exam test, the national league, where my chance is 1 out of 9000, (overall, thats what my tuition service offers: preparation for the national entrance exam for public uni) when i found out that i got accepted in Bandung Institute of Technology, one place i never even dare to dream to continue education at, thru a proposal that i sent without putting any hope on, i was tired of even wishing at the moment. yeah, this is no overseas, but this is still a bless, a gift from the Creator of universe. this is the place my dad dreamed  to continue studying when he was my age. a place that can put my mothers' dignity back on to the big family; as the last offspring i can finally make quite a notable hit. I'll be studying in school of planning and architecture, despite whatever people say about me taking this degree, i am excited to be enrolled.
you know how does it feel to finally taste the tip of bright light after being drown in sorrow? it does much more than healing the wound, it is.. dragging me back to essence of life. i feel even better than i was before the  moony march.

Therefore, i am grateful. I am very grateful.
Praise the Lord, Subhanallah.

And this, is the story i'll remember when i got thru hard times in the future.
This, is the story, behind my future ahead.

Selasa, 12 April 2011

Mobile java software: Rumus Fisika by Ganesha Operation

beberapa hari yang lalu gue sempet iseng buka website Ganesha Operation, salah satu bimbel yang muridnya berjubel di sekolah gue. Trus ketemu ini nih: aplikasi rumus fisika buat di handphone, works on java platform. so, make sure your phone has java before installing. lumayan lengkap kok, rumus dari kelas X-XII ada, cuma memang tampilannya kurang seru sih, berasa buku catatan dipindahin ke hp aja deh. Biarpun gue bukan murid GO, gue rasa ngga apa-apa kalo gue post link aplikasi ini di sini, secara mereka juga nyediain dengan bebas dan free di website resminya GO. 
ini linknya, monggo didownload:

semoga ada gunanya ya, folks. doain UN gue yee, bentar lagi nih.

Senin, 21 Maret 2011

Failures and Rejection

I'm so sick of these.